Agaknya desa tak selamanya dianggap tertinggal bila warganya giat menginformasikan potensi yang ada. Kini sejumlah desa pun bergabung dalam Gerakan Desa Membangun yang salah satu inisiatornya adalah Kepala Desa Dermaji Bayu Setyo Nugroho.
Melalui gerakan tersebut segala gagasan untuk membangun desa tertuang dan sama-sama dilakukan oleh anggotanya. Salah satu gagasan yang mulai dilakukan adalah membangun website desa. Tetapi rupanya Bayu menggagas terobosan lain dengan membangun museum.
“Ini penting dalam rangka upaya untuk membangun desa jadi di situlah kita bangun ide merealisasikan museum desa. Museum desa itu isinya baik peraga maupun bukan peraga, ada teknologi untuk keseharian rumah tangga kemudian ada juga teknologi pertanian dan ada juga tradisi,” tutur Bayu saat berbagi gagasan inspiratif dengan detikcom, Senin (29/6/2015).
Museum Desa Dermaji diberi nama Naladipa yang isinya antara lain adalah alat-alat pertanian. Koleksi dari museum tersebut berasal dari sumbangan warga desa.
Kepala Desa ‘incumbent’ itu kemudian menceritakan antusiasme warga merawat museum Naladipa. Mereka aktif mengajak anak-anak mereka untuk datang dan dijelaskanlah apa guna dari alat-alat peraga yang terpajang.
“Harapannya menjadi penghubung pengetahuan antar generasi. Melihat detail-detail kehidupan antar budaya. Ada nilai apa sih di balik benda benda ini? Agar nilai ini tetap terjaga kita ajak ke museum itu. Ketika nantinya desa kita lebih baik, kita tetap tak meninggalkan akar tradisi kita yakni karakter asli bangsa Indonesia,” ungkap pria kelahiran 1975 tersebut.
Museum Naladipa dibangun pada tahun 2012 dan mendapat sambutan positif. Saat ini museum tersebut masih menumpang dengan bangunan Balai Desa Dermaji.
“Kita anggarkan tahun depan supaya bisa beli tanah sendiri jadi ada bangunan sendiri. Tapi itu akan disesuaikan dengan RPJMDes,” kata Bayu.
Selain itu juga ada perpustakaan desa yang menjadi satu kesatuan dengan museum. Dengan demikian masyarakat dapat lebih baik menerima informasi untuk semakin produktif membangun desa.
Semua itu, menurut Bayu, menuju dalam satu hal. Desa Dermaji ingin menjadi salah satu desa yang tetap mempertahankan karakteristik bangsa Indonesia.
“Sebetulnya karakter itu lebih ke sifat-sifat seperti gotong royong. Ini dimanifesasi dalam bentuk budaya yang ketika kita membuat sesuatu maka akan selalu ditekankan di situ,” tutur Bayu.